Senin, 18 April 2011

Pasar Online, Ceruk Penjualan Garmen

Selain dikenal sebagai Kota Budaya, Solo juga terkenal sebagai Kota Garmen selain Bandung. Tidak hanya batik, berbagai pabrik produk tekstil lainnya juga bertumbuhan di kota ini. Harga jual yang lebih murah membuat orderan mengalir dari seluruh Indonesia.
Hal ini tentu saja menjadi magnet yang kuat bagi para wirausahawan yang ingin mengembangkan bisnis di bidang garmen. Konsekuensinya persaingan yang tercipta semakin ketat. Ide-ide kreatif mutlak diperlukan untuk memenangkan persaingan ini.
Inilah yang dilakukan segelintir pengusaha garmen Solo. Tidak terkungkung pada cara berjualan konvensional, mereka justru mengembangkan jurus jitu yaitu berjualan via online melalui media internet. Seperti yang dilakukan Heri Priyabudi dan sang isteri Ika Martalina. Merasakan ketatnya menjalankan toko baju bayi membuat mereka beralih pada bisnis online. Dan kini mereka sukses menjalankan pabrikbajubayi.com (PBB).
“Awalnya kami menjalankan bisnis baju bayi ini di Lombok karena waktu itu saya ditugaskan di sana. Kemudian pada tahun 2008 pindah ke Solo dan buka toko di sini. Tapi rupanya persaingannya sangat ketat,” ujar Heri saat ditemui Joglosemar, Senin (24/5).
Melihat saat itu bisnis online cukup marak, Heri pun memutuskan untuk terjun ke jenis usaha yang satu ini. Ia melihat ada banyak keuntungan dari berbisnis online ketimbang bisnis offline atau dengan membuka toko.
Saat ini masyarakat yang ada di kota-kota besar memiliki kecenderungan malas bepergian. Kondisi jalan macet membuat mereka lebih senang berada dalam rumah. Segala kegiatan pun sebisa mungkin dilakukan di rumah termasuk dalam berbelanja. Sehingga jangan heran jika konsumen toko online kebanyakan berasal dari kota-kota besar.
Tetap pada produk andalannya yaitu baju bayi, Heri dan Ika mulai mencari pabrikan yang mau mensuplai toko online mereka. Heri sengaja memilih produk-produk di pabrik karena harganya jauh lebih murah ketimbang harga toko.
“Pada waktu itu kan toko baju online juga sudah banyak terutama yang berasal dari luar kota. Kita harus bisa tampil beda dari mereka agar tidak kalah bersaing lagi. Lalu saya pilih menjadi sales online barang-barang dari pabrik itulah sebabnya website kita dinamakan pabrikbajubayi.com. Kalau toko online memang sudah banyak tapi pabrik mungkin cuma baru kita,” tuturnya.
Hanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan, PBB sudah dikunjungan sekitar 2.000 orang setiap bulannya. Orderan pun mulai mengalir, tidak hanya dari wilayah Jawa saja tapi juga dari pulau-pulau lain seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Karena menjual barang dalam bentuk grosir, maka sebagian besar pelanggan PBB adalah toko-toko bayi. Pesanan masuk dalam jumlah besar dengan nilai hingga jutaan rupiah. “Itulah keuntungan terbesar bisnis online, jangkauan pemasarannya sangat luas. Semua orang dari pelosok Indonesia bisa mengunjungi website kita kapan saja dan di mana saja. Dan kita tidak perlu mengeluarkan uang terlalu besar untuk berpromosi,” jelas Heri.
Lebih Stabil
Pendapat senada disampaikan Fiki Himawan pemilik grosirbajuonline.com. Menurutnya dengan membuka toko melalui dunia maya ia bisa memperoleh pelanggan dari Aceh hingga Manokwari. Tak perlu bertatap muka langsung, hanya berlandaskan asas kepercayaan ia bisa memperoleh omzet puluhan juta setiap bulannya.
Omzet ini lebih baik ketimbang bisnis garmen offline-nya. “Selain keuntungannya lebih baik, bisnis lewat online ini juga lebih stabil. Setiap saat pasti ada yang mengunjungi beda sama toko, kalau belum terkenal orang biasanya enggan untuk masuk,” paparnya.
Selain itu menurut Fiki keuntungan bisnis garmen via online adalah modal dan biaya operasional yang dibutuhkan jauh lebih sedikit. Untuk memulai bisnis online yang diperlukan hanya sebuah komputer atau laptop, website, kamera, dan beberapa stok barang.
“Kalau tidak bisa bikin website sendiri tinggal pesan paling biayanya Rp 500.000 per bulan. Dan untuk stok barang tidak perlu banyak-banyak. Bandingkan dengan membuka toko modalnya bisa sampai ratusan juta,” jelas pria berusai 28 tahun ini.
(Rachmadhani Fitriastuti)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar