Selasa, 03 Mei 2011

Menjadi Juragan Kambing

Oleh : Agus Ali
Kamis, 11 Desember 2008 16:22 WIB
Melalui PT. Harmonia Saga Makmur (HSM), dia mengembangkan Aqiqah Center, pusat penjualan kambing untuk keperluan akikah (perayaan setelah kelahiran bayi dengan mencukur rambut dan member nama).
Lucu? tunggu dulu, jangan sepelekan bisnisnya. Boleh dibilang. kini Andrilah pengusaha kambing terbesar di Jabotabek. Saat Idul Adha, setidaknya 2500 ekor kambing bisa dijualnya, dia juga cerdik: sukses menggandeng 15 rumah sakit di Jabotabek (di antaranya Hermina, Sari Asih dan Insani), untuk menyediakan kambing akikah buat pasien yang membutuhkan, juga, memasok beberapa pasar (100 ekor/hari) dan menjadi penyelanggara akikah missal untuk korporat. MInyak Telon Cap Lang sebut saja, pernah menunjukHSM sebagai pelaksana untuk akikah 200 ekor kambing.
Tak ada sesuatu yang datang begitu saja. Andri mulai belajar bisnis ketika kuliah, semasa di ITB. Dia pernah membuka usaha rental komputer dan setelah lulus berjualan buah-buahan di Tanah Tinggi, Jakarta . Mantan manajer pemasaran di perusahaan distribusi komputer ini sejak awal memang tertarik dengan dunia wirausaha. Pada 2004 bersama teman-temannya dia mendirikan lembaga incubator bisnis bersama Lembaga Pengelolahan, Pembinaan dan Pengembangan Wirausaha (LP3W) Harmonia. Kegitatannya: menyelenggarakan seminar kewirausahaan. Lembaga ini sempat juga menjual berbagai produk elekronik seperti digital printing, telepon seluler dan panel lisrik.
Namun, kelahiran Jakarta 1972 ini akhirnya berkesimpulan bahwa berbisnis mesti fokusdan tidak harus dibidang High tech. Dia pun lalu memilih usaha pinggir jalan: bisnis kambing Dengan harapan kami bisa membuat contoh  usaha bisnis kambing yang berhasil dan kemudian mengangkat gengsi dan taraf hidup peternak kambing, ujar Andri yang memulai bisnis kambing pada Februari 2006 dengan modal awal Rp 15 juta, dialokasikan untuk menyewa tempat, membangun kandang dan membeli beberapa ekor kambing.
Awalnya Andri mengarap pesanan musiman seprti Idul Adha. Lalu, berlanjut ke momen yang datengnya bisa kapan saja, seperti akikah. Untuk promosi, dia memasang banner mini di pohon-pohon, member voucer diskon akikah sebagai cendramata pernikahaan, hingga mendekati berbagai rumah sakit dan bidan. Waktu itu belum ada yang melakukan pendekatan ke kalangan rumah sakit. Pihak rumah sakit memberi informasi ketika pasien akan membuat akte kelahiran.
Bisnis kambing itu rupanya berjalan baik. Apalagi , setelah dia mendapatkan suntikan modal dari mitra investor, khususnya Muriatno Albaro dan Affendi Arsyad besan pemilik masjid kubah emas Depok, Dian Almahri. Setelah setahun berjalan, Andri pun mendirikan CV Harmonia Adil Mandiri dan belum lama ini diubah menjadi HSM. Omsetnya?
Kini HSM per tahun mencapai Rp 5 miliar dari hasil ternak di dua tempat: Balaraja, Tangerang seluas 7.500 m2 dan Rangkasbitung, Banten, seluas 4 hektar. Untuk mempercepat perkembangan bisnisnya, dia juga mendirikan Kelompok Peternak Saga Makmur diresmikan Wakil Bupati Tangerang H. Rano Karno dan Koperasi Peternak yang diresmikan Menteri Koperasi H. Suryadarma Ali.
Faizal Amry Jalil adalah salah satu pelanggan HSM yang membeli kambing untuk kebutuhan seperti akikah dan Hari Raya Qurban. Saya sudah beberapa kali membeli dari Andri Fajria. Awalnya dia membeli karena tahu dari brosur, tapi kemudian dia selalu membeli di HSM setelah mengetahui kualitas kambingnya.
Bekerja sama dengan PT. Rekayasa Industri, Andri berencana membuka 5 Ha area peternakan di Cibubur, Jakarta Tahun 2009, Andri dkk. juga akan membangun usaha yang mendatangkan nilai tambah, seperti membuat kerajinan kulit, tulang, tanduk dan bulu, serta membuat usaha bakso kambing keliling. Tahun 2010 kami akan dirikan pabrik pengelolahan kambing dan pada 2011 kawasan peternakan kami di Balaraja akan menjadi agrowisata khusus kambing, papar dosen tamu Institut Teknologi Bandung dan Universitas Andalas untuk mata kuliah Kewirausahaan ini.
Afendy Arsyad, Komisaris HSM, menambahkan, Aqiqah Center akan mengelola segala kebutuhan akikah bagi masyarakat Jabotabek Bahkan tak hanya akikah, nantinya diupayakan menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengetahui seluk beluk kambing, bahkan melakukan diversifikasi dengan membuat sosis daging kambing dan restoran dengan masakan berbahan kambing.Kami ingin fokus di sini, ujar mantan Camat Mauk Tangerang ini.
disadur dari majalah SWA edisi 25/XXIV/24 November - 3 Desember 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar