Rabu, 27 Oktober 2010

Bisnis Perlengkapan Bayi Pakaian Mini, Keuntungan Maksi

Bisnis Perlengkapan Bayi Pakaian Mini, Keuntungan Maksi

Selasa, 02/03/2010 09:00 WIB - Rachmadhani Fitriastuti

Sekalipun  Solo belum bisa disejajarkan dengan kota-kota besar lainnya, namun jika dilihat dari sisi bisnis tidaklah kalah. Solo bisa disebut sebagai salah satu pusat bisnis di Indonesia, khususnya di bidang garmen. Keberadaan Pasar Klewer dan Pusat Grosir Solo (PGS) menunjukkan betapa dinamisnya bisnis garmen di Solo ini.
Bisa dikatakan batik menjadi bisnis garmen yang paling menonjol. Namun di luar itu bertumbuhan bisnis  garmen lainnya, bisnis perlengkapan bayi juga makin menggairahkan. Meskipun yang diproduksi adalah benda-benda berukuran mini namun dapat menghasilkan keuntungan yang maksi.
Salah satu pengusaha yang sudah menggeluti bisnis ini adalah Retno Setyawati (56). Pemilik toko Sumber Jaya ini sudah mulai menjalankan usaha perlengkapan bayi sejak tahun 2000 silam. Retno mengaku berbagai kemudahan dan keuntungan dari bisnis ini membuat ia tertarik untuk menggelutinya.
“Saya sudah berjualan sejak tahun 1972, tapi untuk pakaian-pakaian dewasa. Mulai tahun 2000, setelah persaingan semakin ketat saya baru mulai fokus untuk berjualan perlengkapan bayi dan ternyata hasilnya lebih menguntungkan,” tutur Retno saat ditemui Joglosemar, Senin (1/3).
Menurut Retno, keuntungan berbisnis perlengkapan bayi adalah barang-barang yang mereka jual merupakan kebutuhan utama para bayi yang harus dipenuhi. Jika orang dewasa masih bisa menunda keinginannya untuk membeli baju baru, maka tidak demikian halnya dengan para bayi.
Apalagi jika sang bayi adalah anak pertama, di mana sebelumnya sang orang tua belum memiliki perlengkap bayi sama sekali. “Mungkin kalau orang dewasa kepingin beli baju baru masih bisa ditahan atau ditunda dulu apalagi kalau masih ada baju yang lama. Tapi kalau untuk bayi mau tidak mau harus beli, apalagi mereka juga masih tumbuh terus dan ukuran baju selalu berubah,” papar wanita yang membuka tokonya di Jalan Rajiman 23 Solo ini.
Tidak hanya itu, banyaknya perlengkapan yang dibutuhkan seorang bayi, mau tidak mau membuat sang orang tua mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk memenuhinya. Sehingga sekalipun mereka terhitung sebagai konsumen biasa, tetapi jika dilihat dari nominal uang belanja sudah selayaknya orang yang sedang kulakan.
Jumlah Besar
Dijelaskan Retno, untuk sekali pembelian seseorang bisa menghabiskan dana hingga ratusan ribu rupiah. Biasanya mereka membeli lengkap mulai dari popok, gurita, baju dan celana bayi, bedong, kaos kaki dan kaos tangan, perlak hingga bantal. Mereka pun langsung membelinya dalam jumlah banyak khususnya untuk perlengkapan pakaiannya.
“Itulah enaknya ada satu pembeli saja belinya langsung banyak, ya seperti pedagang lagi kulakan lah. Beda kan sama baju dewasa yang dibelinya paling satu dua saja,” ujar Retno disela-sela kesibukannya melayani pembeli.
Pendapat senada juga disampaikan Andiarta Wijaya (19) yang baru selama empat tahun terakhir membuka toko perlengkapan bayi di Pusat Grosir Solo (PGS). Dikatakannya, rata-rata pembeli bisa menghabiskan antara Rp 250.000 sampai Rp 500.000 untuk membeli perlengkapan bayi.
“Sekalipun mereka bukan pedagang, tapi rata-rata ambil banyak sekalian. Selain karena faktor kebutuhan juga karena harga grosir lebih murah, selisihnya antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Soalnya buat pembeli Solo, harga memang menjadi hal yang utama,” terang pemilik toko Aneka Busana ini. (Rachmadhani Fitriastuti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar